Subscribe:

Monday, August 15, 2011

Tips Puasa Nyaman Bebas Diare | Zonabagus.com

Pola makan yang tepat dan tidak berlebihan perlu diperhatikan bagi Anda yang sedang berpuasa. Jika tidak, gangguan sakit perut bahkan sampai menjadi diare, akan menyerang.

Menjaga kesehatan di bulan Ramadan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Kebersihan diri dan makanan pun menjadi salah satu faktor utama yang perlu diperhatikan untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap prima di bulan penuh berkah dan ampunan ini. Bila kondisi tubuh tidak sehat, maka aktivitas puasa pun akan terganggu karena tidak dapat menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya.

Gangguan kesehatan yang kerap terjadi pada bulan puasa adalah diare dan sakit perut akibat penerapan pola makan yang salah. Selain menjalankan kebiasaan yang kurang sehat, umumnya pada minggu-minggu awal puasa seseorang mulai merasakan ketidaknyamanan karena adanya perubahan derajat keasaman (pH) pada tubuh akibat berubahnya pola makan serta tubuh yang masih mencoba untuk beradaptasi.

Tips Puasa Nyaman Bebas Diare
Sakit Perut

“Berdasarkan penelitian saya, hampir 70 persen kasus yang batal puasa pada minggu pertama Ramadan karena sakit perut, ada juga yang disertai dengan diare,” kata Dr dr H Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB dari Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo dalam acara “Obrolan Sehat Ramadan bersama Lifebuoy dalam Kampanye Bersihkan Diri, Hari Kemenangan Menanti” di Jakarta, belum lama ini.

Menurut Ari, gangguan sakit perut dan diare tersebut umumnya terjadi karena salah makan saat sahur atau berbuka. Misalnya, seseorang yang telah lama memiliki penyakit maag, tetapi malah mengonsumsi mi instan saat sahur.

“Akibatnya, pada siang hari dia akan mengalami perut kembung yang dapat memicu mual dan muntah sehingga puasanya menjadi batal,” tuturnya.

Mayoritas masyarakat, ujar dia, juga mengonsumsi makanan berbuka dengan tidak tepat, seperti makanan yang terlalu pedas atau terlalu banyak sehingga saat malam atau pagi hari justru diare. Bagi yang mengalami gangguan maag, terang Ari, sebaiknya tidak mengonsumsi makanan penuh lemak seperti cokelat atau keju karena hal tersebut dapat memicu gangguan pencernaan.

Selain itu, setelah sahur, dia menyarankan untuk tidak langsung tidur karena dapat memicu naiknya asam lambung (refluks) ke kerongkongan yang bisa mengakibatkan mual dan muntah.

“Sebenarnya boleh saja tidur, namun tunggu hingga makanan turun ke perut. Atau posisi kepala harus lebih tinggi dari perut untuk mencegah refluks,” imbuh Ari yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi Pengurus Besar Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) itu.

Di samping gangguan diare dan sakit perut, penyakit batuk dan pilek juga kerap dikeluhkan, khususnya mulai minggu kedua puasa. “Ini karena pada awal-awal puasa kita makan es, minuman yang dingin,dan banyak makan gorengan. Saat udara panas, minum es atau minuman dingin berpotensi mengiritasi saluran pernapasan atas, yang biasanya baru terasa pada minggu kedua. Apalagi pada saat musim pancaroba saat ini,” tutur Ari.

Agar badan tetap bugar selama puasa, Ari meminta untuk mengurangi konsumsi makanan bersantan seperti kolak, gorengan, makanan pedas, minuman manis, serta minuman dingin. Selain faktor makanan dan lingkungan, faktor kebersihan tangan juga turut berperan terhadap timbulnya masalah pencernaan. Dia menekankan bahwa berpindahnya satu bakteri dari satu tempat ke tempat lain dipengaruhi oleh kebersihan tangan.

Karena itu, lanjut Ari, penting bagi semua orang untuk memiliki kebiasaan sehat berupa cuci tangan pakai sabun (CTPS), terutama saat ingin memegang makanan serta mengonsumsinya.

Sumber : Okezone

No comments:

Post a Comment