Banyak bumil ragu menjalankan puasa. “Apakah saya kuat nanti kalau puasa?”, “Bagaimana dengan kebutuhan makanan dan gizi si jabang bayi?”, dan sederet pertanyaan lain berkecamuk dalam hati. Daripada bingung, simak penjelasan dr Diani Adrina, SpGK dan dr Dwirani Amelia, SpOG.
Boleh puasa asal sehat
“Semua ibu hamil yang sehat tentu boleh berpuasa, namun arti sehat di sini adalah Moms yang tidak menderita penyakit penyerta, baik itu yang diderita sebelum maupun saat kehamilan,” buka dr Diani Adrina, SpGK yang berpraktik di RS Pusat Pertamina ini.
“Bumil yang dalam kondisi sehat baik ibu maupun janin yang dikandung, boleh-boleh saja berpuasa pada usia kehamilan trimester berapapun,” tegas dr Judi Januadi Endjun, SpOG dari RSPAD Gatot Soebroto.
Selain itu, tambahnya, bumil aman berpuasa jika tidak memiliki penyakit apapun, berat badan normal, tidak berisiko dehidrasi, pertumbuhan bayi normal, air ketuban cukup, dan khusus penderita diabetes melitus (DM) gula darahnya tidak naik turun.
Walau begitu, dikatakan Diana, Moms yang menderita penyakit penyerta bukan sama sekali tidak boleh berpuasa, namun perlu berkonsultasi terlebih dulu. Misalnya Moms dengan diabetes (baik diabetes mellitus maupun diabetes gestational) tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan syarat gula darahnya stabil. Karena saat berpuasa terjadi perubahan pola makan, sehingga sangat rentan bagi bumil dengan diabetes untuk mengalami hiperglikemi (gula darah terlalu tinggi) atau bahkan hipoglikemi (gula darah rendah), yang tentu berpengaruh baik pada Moms dan janin yang dikandung.
Kebutuhan kalori bergantung usia kehamilan
Untuk kebutuhan kalori bumil di Indonesia, khususnya dengan rata-rata kebutuhan sebelum hamil ± 1500 kal/hari, maka:
- Trimester I adalah 1500-1600 kal/hari atau hampir sama dengan sebelum hamil.
- Trimester II ditambah 150-300 kal/hari dari sebelum hamil, yaitu 1650-1800 kal/hari.
- Trimester III ditambah 150-300 kal/hari dari Trimester II, yaitu 1850-2100 kal/hari.
Namun tetap komposisinya harus mengacu pada prinsip gizi seimbang, yaitu 50-60 persen karbohidrat, 10-15 persen protein dan sekira 25 protein lemak dengan tidak lupa memasukkan susu, serat dan buah. Serat dan buah penting bagi bumil untuk mencegah konstipasi. Akibat pengaruh hormon kehamilan - hormon progesteron - yang mempunyai efek memperlambat peristaltik usus.
Hamil bukan penghalang
Pada saat puasa, bukan berarti bumil tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrien tersebut. Mengapa? Karena puasa sebenarnya adalah memindahkan waktu makan dari siang ke malam hari disertai penyesuaian aktivitas di siang hari. Demikian disampaikan oleh dr Dwirani Amelia, SpOG dari RSIA Budi Kemuliaan.
“Yang perlu dilakukan oleh BuMil adalah mengatur cara dan waktu makan,” kata Dokter yang biasa disapa Lilik.
Kiat fit walau puasa
Selain asupan, bumil juga harus memerhatikan hal lain yang dapat memengaruhi puasanya. Misal:
1. Yakinkan bahwa ibu dan janin dalam kondisi sehat. Sebelumnya cek ke dokter lebih dulu.
2. Penuhi kebutuhan cairan.
3. Jalankan pola makan gizi seimbang. Atur jadwal makan tiga kali sehari yaitu saat berbuka, pada pukul 22.00, dan saat sahur dengan camilan di sela-sela waktu makan.
4. Beraktivitas sesuai kemampuan.
5. Gunakan pakaian yang menyerap keringat.
6. Istirahat cukup.
7. Tidur lebih awal dari biasanya, karena Moms harus bangun lebih pagi saat bersahur.
8. Niatkan puasa semata-mata untuk beribadah.
(Sumber: Tabloid Mom&Kiddie)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment